Bupati Manokwari Mengecam Penyerangan Anggota TNI di Posramil Kisor oleh KST

  • Bagikan

FAKTAHUKUM86.COM | PAPUA BARAT — Bupati Manokwari, Propinsi Papua Barat Hermus Indou S.IP.,M.H turut mengucapkan belasungkawa terkait gugurnya 4 prajurit TNI yang diserang sekitar 30 orang bersenjata parang oleh Kelompok Separatis Teroris (KST) ketika sedang berjaga di Posramil Kisor Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Propinsi Papua Barat, kemarin (2/9).

Hari ini Keempat jenazah diterbangkan dari Sorong ke lokasi masing-masing persemayaman terakhir asal para personil TNI itu. Hadir dalam upacara pelepasan jenasah tersebut Gubernur Papua Barat Drs. Dominggus Mandacan dan sejumlah pejabat pemerintah daerah, Pangdam XVIII/KSR, Mayjen I Nyoman Cantiasa, SE, M.Tr (Han) dan sejumlah perwira dijajaran Kodam XVIII Kasuari, Kapolda Papua Barat, Irjen Pol. Dr Tornagogo Sihombing, Sik, Msi dan sejumlah perwira Polri lainnya.

Dalam pernyataannya Bupati Manokwari, Hermus Indou juga mengutuk dan mengecam tindakan brutal serta biadab kelompok teroris tersebut. yang dinilainya telah merusak dan mengancam tatanan dan stabilitas keamanan, khususnya di wilayah Maybrat Papua Barat, yang menurutnya sejauh ini sebenarnya sangat kondusif dan tidak pernah ada gangguan keamanan.

“Sebagai warga Papua, sekaligus mewakili pemerintah daerah, kami turut berduka sekaligus mengecam keras tindakan terorisme oleh kelompok separatis yang mengakibatkan gugurnya 4 personil prajurit TNI Angkatan Darat.” Ujar Indou

Dirinya juga meminta aparat keamanan, baik TNI/ Polri untuk segera menuntaskan insiden ini agar eskalasi konflik tidak meluas dan mempengaruhi stabilitas keamanan di wilayah Papua Barat yang sebenarnya sudah berjalan sangat kondusif.

“Kami tegas, mendukung langkah-langkah terukur TNI guna menuntaskan dan membasmi kelompok teroris ini. Jangan sampai kejadian tersebut, merusak semua yang sudah kita bangun bersama-sama untuk menjaga stabilitas dan kesejahteraan masyarakat Papua. Terang Bupati

Hal ini dinyatakan Bupati mengingat menurutnya sejauh ini sebenarnya hubungan dan komunikasi telah terjalin sangat baik antara TNI/Polri dan masyarakat. Apalagi menurutnya ditengah masa pandemi covid-19 ini, peran dan program-program TNI justru terlihat kental dalam upaya melindungi keselamatan masyarakat dari penyebaran virus Covid-19.

Dirinya berharap ini menjadi catatan penting bagi stakeholders yang berkepentingan sekaligus preseden buruk terakhir kali yang terjadi diwilayah Papua Barat. Menurutnya, kewaspadaan terhadap ancaman separatisme dan pembinaan wilayah teritorial kepada masyarakat harus terus menjadi program penting dari setiap isu penanganan masalah keamanan di Papua.

Dirinya juga berjanji bahwa pemerintah daerah akan terus melakukan sinergi dengan TNI/Polri dan pihak-pihak terkait lainnya. Hal tersebut dilakukan dengan meningkatkan komunikasi yang efektif dan konstruktif guna menyadarkan masyarakat tentang pentingnya persatuan, kedamaian dan kesejahteraan di tanah Papua. Karena menurutnya benteng untuk melawan separatisme sejatinya adalah kesadaran dan pemahaman masyarakat Papua sendiri tentang rasa aman dan nyaman dalam kehidupannya ditengah masyarakat. Dan TNI/ Polri adalah alat negara yang digunakan untuk menjaga keamanan wilayah itu.

Seperti diberitakan sebelumnya keempat anggota TNI AD yang ditemukan meninggal dunia dalam kasus penyerangan di Posramil Kisor Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Propinsi Papua Barat tersebut masing-masing Serda Amrosius, Praka Dirham, Pratu Zul Ansari, dan Lettu Chb Dirman.

Keempat prajurit TNI AD tersebut diserang saat sedang tidur di Posramil Kisor. Ketiga anggota TNI AD itu, yakni Serda Amrosius, Praka Dirham, dan Pratu Zul Ansari, ditemukan dalam keadaan tewas di dalam Posramil. Sedangkan Lettu Chb Dirman Komandan Posramil Kisor ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa di dalam semak-semak belukar tak jauh dari pos.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *