FAKTAHUKUM86.COM | TANAH DATAR – Taluk Lintau Buo . Kerupuk Jangek atau Kerupuk Kulit merupakan makanan ringan yang digemari oleh banyak orang. Makanan yang kerap dijadikan sebagai pelengkap teman makan nasi, atau sebagai camilan untuk menemani waktu santai. Kerupuk Jangek juga merupakan makanan tradisional yang sejak dulu sudah jadi teman makan sehari-hari. Bahkan di daerah tertentu di Indonesia, jenis kerupuk tertentu dijadikan menu wajib pelengkap hidangan khas.
Di tengah masa pandemi ini Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi salah satu sektor yang terkena dampak dari pandemi Covid-19. Akibatnya banyak beberapa usaha yang jatuh karena minimnya roda perekonomian selama berbulan-bulan. Tetapi di tengah situasi ini, masih terdapat para pelaku UKM yang berusaha bertahan dan mencoba bangkit kembali. Mereka tidak hanya bertahan tetapi mereka bergerak ke arah yang lebih positif dengan memberikan semangat yang patut dibanggakan. Salah satu yang terkena dampak adanya Covid-19 ini yaitu usaha UKM kerupuk Jangek Keluarga yang terletak di Telaga Bujur Jorong Beringin Sakti Nagari Taluk , Kecamatan Lintau Buo , Kabupaten Tanah Datar .
Di Nagari ini, UKM kerupuk kulit Keluarga sudah berdiri sejak delapan belas tahun lalu ,berdiri di tahun 2003 . Ada beberapa masyarakat desa ini yang memiliki usaha kerupuk kulit , yang tentunya kerupuk kulit yang dihasilkan memiliki ciri khas tersendiri. Sehingga tidak heran jika Desa ini terkenal sebagai penghasil kerupuk kulit . Dalam hal ini, Mahasiswa KKN Universitas Negeri Riua ( Unri ) 2021 melakukan program kerja pembuatan dan pemasaran untuk UKM yang ada di Nagari Taluk. Masasiswa KKN Unri mencoba bagai mana cara mengola kerupuk kulit dari bahan dasar kulit sampai hasil akhir menjadi kerupuk kulit Rabu ( 11/8/21 ).
Program kerja ini dilakukan setelah melakukan kegiatan survei ke rumah pemilik UKM. Dari survei tersebut didapatkan usaha kerupuk kulit keluarga yang menjadi objek dari program KKN. Selaku penanggungjawab program kerja yaitu Iman Fadilah Erian Sahara dan Pani Julpen , Pani Julpen merupakan putri daerah Nagari Taluk yang berdomisili dan lahir di Pekanbru.Pani menyebutkan semoga dengan adanya kegiatan KKN di usaha kerupuk kulit keluarga diharapkan dapat membuat UKM dikenal dan dapat mengetahui tempat produksi kerupuk yang ada di nagari tersebut. Kerupuk yang ada di nagari ini dikenal dengan kerupuk Jangek atau kulit Keluarga yang dibuat menggunakan bahan dasar kulit sapi atau kerbau yang berkualitas. Selain itu pembuatan kerupuk jangek atau kulit ini ini tergolong sulit. Karena didalam proses pembuatan kerupuk jangek ini dari proses awal sampai akhir dibutuhkan sinar matahari yang cukup terik untuk penjemurannya. Selain itu, saat melewati kawasan Desa ini tidak jarang terlihat jejeran banyak kerupuk yang dijemur di lingkungan sekitar dan warga melakukan aktivitas pengolahan hingga penggorengan. Jelas Pani.
Meskipun dalam keadaan pandemi seperti ini UKM Kerupuk Kulit Keluarga tetap melakukan aktivitasnya seperti biasa. Walaupun penjualannya harus mengalami penurunan dari sebelum adanya Covid-19, tetapi masih adanya pelanggan tetapi yang setiap harinya membeli untuk di jual lagi. Dengan demikian mereka tetap bisa melangsungkan aktivitasnya.
“Biasanya krupuk ini dipasarkan di pengepul kerupuk yang di daerah Sumbar,Pekanbaru dan sekitarnya , pasar lokal dan masyarakat sekitar aja yang mau beli kita layani. Pemasaran kerupuk ini ada yang bersifat online, biasanya kalau online itu melalui whatsapp kalau mau pesen. Biasanya krupuk di daerah desa ini itu digunakan untuk acara hajatan, tetapi juga bisa digunakan untuk makanan sehari-hari” tutur salah satu produsen kerupuk yaitu Herman sikumbang . Dengan demikian bisa memesan krupuk ini melalui online maupun offline.
Herman Sikumbang salah satu keluarga pemilik usaha kerupuk jangek atau kulit menjelaskan bahwa untuk memproduksi kerupuk kulit ini yang menjadi kendala adalah bahan dasar dari kerupuk kulit itu sendiri yang susah didapatkan yaitu kulit sapi atau kerbau yang berkualitas,kulit sapi atau kerbau yang berkualitas itu memiliki berasal dari sapi atau kerbau jantan yang sudah tua, berat rata – rata untuk kulit diatas 20 kilo gram, biasanya bahan seperti itu bias didapatkan dari lokal dua kali dalam setahun yaitu hari raya idul fitri dan hari raya Idul Adha, sangat mudah untuk mendapatkan bahan yang berkualitas.Tapi dihari – hari biasa sangat sulit untuk mendapatkan bahan dasar, biasanya kami harus mencari bahan dasar dari pengepul yang ada dibukittinggi dan pekanbaru dengan harga yang lebih tinggi , jelas Herman .
Ketua Program KKN Unri Iman Fadilah Erian Sahara menyebutkan Pesatnya kemajuan zaman dan juga teknologi memunculkan banyaknya ide bisnis yang dapat dilakukan oleh masyarakat. Salah satunya adalah Usaha Mikro, Kecil, Menengah yang biasa dikenal dengan singkatan UMKM.
UMKM di Nagari Taluk sendiri berkembang dengan pesat dan menjadi salah satu pilihan bisnis yang ditekuni oleh masyarakat Taluk. Salah satu contoh nyata adalah Ibu Titi , salah satu masyarakat Nagari Taluk, Kecamatan Lintau Buo.
Ibu Titi adalah satu dari sekian masyarakat Nagari taluk yang memiliki usaha sendiri dari rumahnya. Beliau menekuni usaha kerupuk kulit ,Herman sebagai keluarga pemilik usaha ini saat di wawancarai mengaku sudah menekuni usaha ini sejak 18 tahun yang lalu. Usahanya kini mulai berkembang dan memiliki banyak sekali pelanggan khususnya di sekitar daerah Pekanabaru,Sijunjung dan sekitarnya .
Selama menjalankan usahanya ini, Herman dibantu oleh beberapa orang warga yang juga merupakan yang mau bekerja sama membantu memproduksi kerupuk kulit ini . Namun, usaha yang cukup menjanjikan ini hanya dipromosikan melalui Whatsapp saja.
Sangat disayangkan terutama bagi usaha yang mulai berkembang dan cukup menjanjikan ini. Maka dari itu, Mahasiswa KKN Unri mengadakan program kerja pendampingan pendistribusian produk melalui media online.
Sasaran target dalam program kerja ini adalah usaha kerupuk jangek atau kulit milik Ibu Titi . Beliau tampak antusias dan bersemangat ketika mahasiswa KKN akan membantu pemasaran produknya. Kegiatan dilakukan selama 3 hari, yaitu pada tanggal 11, 12 dan 13 Agustus 2021.
“Saya merasa senang ketika adik-adik KKN ini mau membantu saya mempromosikan hasil produk saya ini. Semoga dengan adanya langkah pemasaran secara online ini dapat membantu saya mengembangkan usaha ini,” ujar Ibu Titi kepada faktahukum86.com, Rabu (11/8).
Hal pertama yang dilakukan oleh mahasiswa KKN adalah melakukan survei kepada beberapa pemilik usaha di Nagari Taluk. Setelah menemukan sasaran target yang dirasa cocok, mahasiswa berkunjung ke rumah pemilik usaha, Bapak Herman. Titi
Selanjutnya, hal yang dilakukan adalah berdiskusi dengan beliau dan bertanya apa saja kendala yang dihadapi selama menekuni usaha ini. Setelah mendapatkan data, mahasiswa KKN mulai merancang apa saja program yang akan dilakukan untuk membantu Ibu Titi
Mahasiswa KKN kemudian membuatkan Ibu Titi akun instagram dimana akun tersebut akan digunakan untuk mempromosikan hasil produk dari usaha ini. Selanjutnya, mahasiswa KKN kembali mengunjungi rumah Bu Wiwit untuk membantu Ibu Titi mengoperasikan instagram sekaligus mengajari beliau beberapa cara marketing agar mendapatkan banyak pengikut/follower.
Selain itu, mahasiswa KKN juga membuatkan desain instagram yang menarik bagi produk Ibu Titi. Di harapkan dengan adanya program kerja ini, usaha yang ditekuni oleh Ibu Titi dapat berkembang menjadi usaha yang besar dan sukses.( RF ).